MEMBANGUN HUBUNGAN KERJASAMA

6.1 Pengertian kerjasama

Gambar

kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota

6.2 Manusia sebagai Makhul Individual

Gambar

 Memahami Manusia Sebagai Makhluk Individul manusia sebagai mahluk individu sebaiknya perlu dipahami arti kata individu itu sendiri. Kata “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat. Dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

6.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Gambar
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

6.3 Membina kerjasama secara konsisten

Gambar

Dalam hubungan yang efektif, pihak-pihak saling memahami posisi dan perasaan masing-masing. Cara paling mudah untuk memahami orang lain adalah mengerti apa hal-hal yang penting bagi orang lain itu. Untuk mengerti apa yang penting bagi mereka adalah bertanya. Setelah bertanya, Anda harus mampu ’mendengar’. Coba refleksikan pada diri Anda sendiri. Ketika orang lain tertarik kepada kita, kita mengerti atau merasakannya khan? Bila Anda benar-benar memunculkan rasa tertarik pada orang lain, ia juga akan mengerti dan merasakan hal yang sama.

           Jika orang sedang penuh memberikan perhatian, jangan menyela, jangan canda dan sebaiknya tidak bicara tentang ‘pribadi’ orang itu. Orang akan merasa diterima daripada dinilai. ’Mendengarkan menciptakan pemahaman’. Jika  Anda memahami orang lain sepenuhnya, Anda kemudian tahu apa yang bisa dilakukan untuk menjadi lebih dekat untuk bisa bekerja sama.

          Dalam hubungan-hubungan yang efektif, masing-masing pihak mengungkapkan secara terbuka posisi dan perasaan mereka. Kadangkala terjadi, kita berharap orang lain yang lebih dahulu memahami kita. Ini jelas harapan yang sangat tidak realistis.

          Demi membuat hubungan efektif, kita harus memperlakukan diri kita dan orang lain dengan penuh respek. Ingat, bahwa respek adalah inti penting dari apapun orang lain dan memahami cara mereka melihat sesuatu. Menilai orang lain secara prematur adalah sebuah tindakan yang bertolak belakang dari respek. Anda bisa respek orang lain meskipun perilaku mereka tidak bisa dimengerti. Bagaimana caranya? Hargai orang lain, mulai dari, misalnya asal mereka, prestasi mereka, atau pandangan dan sikap mereka terhadap sesuatu.

         Respek adalah dasar dari hubungan yang kuat, ini berarti menghargai diri Anda sendiri sebagaimana menghargai orang lain. Artinya, jika Anda menghargai diri Anda bagus, jauh lebih mudah untuk menghargai dan memperlakukan orang lain dengan bagus juga.

          Kunci lain untuk membentuk hubungan efektif adalah berbesar hati menghadapi berbagai macam perbedaan. Letakkan pemahaman bahwa perbedaan antara manusia-manusia adalah sesuatu yang menarik dan alami. Mereka diciptakan berbeda-beda. Mereka dibesarkan di lingkungan yang berbeda-beda. Tidak ada dua manusia yang sama identik. Artinya, perbedaan musti disikapi secara positif.

         Dengan ‘mendengarkan’ Anda bisa menemukan ‘kebenaran’ baru yang terintegrasi diantara dua perspektif yang berbeda. Bukankah, mustinya lebih menyenangkan daripada misalnya, menyingkirkan, beradu pendapat, mengeluh, atau memusuhi. Belajar menghadapi perbedaan membutuhkan waktu  dan kadangkala membuat situasi batin Anda tidak nyaman, tetapi hanya itu satu-satunya jalan untuk memahami orang lain.

         Solusi musti dilakukan untuk memenangkan semua pihak. Dalam dunia kerja, tidak ada seorangpun yang bisa memenangkan dirinya sendiri. Dalam membangun hubungan kerja yang efektif, win-win solution adalah tujuan, bukan sekedar sarana. Pihak-pihak musti mendapatkan kemanfaatan dari perbedaan-perbedaan itu baru kemudian muncul kemauan bekerja sama.

6.4 Pentingnya kerjasama

Gambar

Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga dan kerabat. Setelah dewasa, ia akan mengembangkan kerjasama dengan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Ketika itu, bekerjasama tidak cukup didasarkan pada asas kekeluargaan dan atau kepercayaan semata, tetapi semakin kompleks karena menuntut sejumlah persyaratan keahlian tertentu dari masing-masing anggota kerjasama. Jika tidak memiliki keahlian tertentu maka ia tidak dapat menjalin kerjasama dengan sesamanya. Selain keahlian, juga mensyaratkan suasana pergaulan yang menyenangkan, sistem pembagian kerja dan balas jasa yang diterimanya secara adil dan disepakati.

6.5 Latihan Kerjasama

Latihan kerjasama dimulai dari sejak sekarang agar terbiasa pada saat anda memiliki perusahaan/ bekerja di perusahaan orang anda tidak kagok untuk bekerja sama dengan teman atau rekan bisnis anda. Kita bisa mulai dan bisa mempraktikkan dari yg kecil saja

  1. Kerja kelompok Gambar

Pada saat anda dan teman anda bekerja kelompok anda bisa saling bertukar pikiran/ide dan bisa lebih mudah menyelesaikan suatu masalah yg anda anggap sulit untuk menyelesaikan sendiri

  1. Latihan drama Gambar

Anda bisa menjadi lebih kompak karna di dalam drama sangat sekali dibutuhkan kekompakkan dan kekompakkan itu bisa anda bicarakan dengan teman anda, apabila ada yg tidak kompak maka drama itu tidak akan bisa ditampilkan dengan lancar dan bagus

  1. Bermai sepak bola Gambar

Didalam permainan sepak bola perlu ada teknik dan yg cermat dan suatu kekompakkan yg harus dikeluarkan agar pada pertandingan itu anda bisa memenangkannya. Untuk mendapatkan teknik yg bagus dan kekompakkan anda bisa kompromikan dengan teman-teman satu tim anda

REMAJA ANTI KORUPSI

1. PENGERTIAN DAN ARTI KORUPSI

Gambar

Korupsi berasal dari bahasa Latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani corruptio perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap,tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, materil, mental, dan umum.

Korupsi dalam arti hukum, adalah tingkah laku yang menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain, yang dilakukan oleh penjabat pemerintah yang langsung melanggar batas-batas hukum.

Korupsi berdasarkan pemahaman pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Korupsi merupaka tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi) , yang secara langusng maupun tidak langsung merugikan keuangan atau prekonomian negara, yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.

Korupsi= Pencurian + Penggelapan

Selain pengertian tersebut, korupsi juga dapat diartikan suatu tindakan yang sangat tidak terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa.

2. Indikasi Perbuatan Korupsi

Gambar

Suatu tindakan atau prilaku untuk mengelabui orang lain atau organisasi dengan maksud untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.

Pada saat ini, ada indikasi terjadinya sikap apatis masyarakat terhadap tindakan korupsi. Masyarakat seakan telah jenuh dan terbiasa dengan kasus-kasus korupsi yang mencuat kepermukaan. Tidak ada sanksi moral dari masyarakat terhadap para koruptor. Bahkan, secara tak langsung budaya korupsi telah merajalela ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada setiap aspek kehidupan, selalu ditemui budaya korupsi yang telah mengakar dan menjadi kebiasaan lumrah setiap orang.

Masyarakat harus sadar bahwa uang yang dikorupsi oleh para koruptor merupakan uang rakyat. Uang rakyat tersebut seharusnya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat, membiayai pendidikan, kesehatan, membuka lapangan pekerjaan dan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, listrik, air dan lain-lain. Masyarakat harus mengetahui besarnya akibat yang ditimbulkan dari perbuatan korupsi tersebut, pendidikan menjadi mahal, begitu juga dengan pelayanan kesehatan, transportasi menjadi tidak aman, rusaknya infrastruktur dan yang paling berbahaya adalah meningkatnya angka pengangguran sehingga berkolerasi kepada angka kriminalitas.

3. Jenis korupsi

Gambar

1) Korupsi transaktif, yaitu korupsi yang terjadi atas kesepakatan dua pihak dalam bentuk suap, dimana yang memberi dan yang diberi sama-sama mendapatkan keuntungan; 
2) Korupsi ekstortif, yaitu korupsi yang dilakukan dengan pemaksaan oleh pejabat, sebagai pembayaran jasa yang diberikan kepada pihak luar, si pemberi tidak ada alternatif lain; 
3) Korupsi investif, yaitu korupsi yang dilakukan seorang pejabat karena adanya iming-iming tentang sesuatu yang akan menghasilkan dimasa mendatang; 
4) Korupsi nepotistik, yaitu korupsi yang terjadi karena adanya perlakuan khusus bagi keluarganya atau teman dekat atas sesuatu kesempatan mendapatkan fasilitas; 
5) Korupsi otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat keuntungan, dengan jalan memberikan informasi kepada pihak luar yang sebenarnya harus dirahasiakan; dan 
6) Korupsi suportif, yaitu korupsi yang dilakukan secara berkelompok dalam satu bagian atau divisi dengan tujuan untuk melindungi tindak korupsi yang mereka lakukan secara kolektif. 

4. Membangun sikap anti korupsi

Gambar

Sebenarnya masalah korupsi ini adalah masalah kita bersama, bukan hanya masalah pemerintah saja. Untuk itulah kita punya andil bersama untuk memberantas korupsi ini sampai ke akar-akarnya. Tentu itu bukan hal yang mudah, karena di butuhkan kesadaran dari masing-masing individu  dan kerjasama dari berbagai pihak untuk bisa mewujudkannya. Berikut beberapa cara untuk membangun sikap anti korupsi

  1. Meningkatkan kadar keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Ikut serta membina hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, rukun, terbuka, saling menghargai, peduli, menghormati, menjaga, dan membina kebersamaan sejati
  3. Bersama rekan dan teman hendaknya saling menjaga dan membimbing agar tetap hidup di jalan lurus, baik dan benar.
  4. Memiliki nilai-nilai kehidupan yang cukup untuk memperkuat diri sehingga menjadi pribadi yang tegak, tegas dan berprinsip sesuai suara hati/hati nurani.
  5. Meliliki perasaan dan keasadaran akan pentingnya menjaga harga diri, mampu dengan bijak mengolah realitia kehidupan
  6. Memiliki kemampuan untuk menahan diri sehingga mampu mengendalikan diri
  7. Bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang yang potensial untuk membangun kebaikan dan mutu kehidupan.

5. Remaja anti korupsi

Gambar

Hmm, kalian para remaja pasti kebanyakan berpikir kalo korupsi itu hanya dalam bentuk uang. padahal korupsi itu bukan hanya dalam bentuk uang, mungkin malah kita sering melakukan korupsi, seperti korupsi waktu, korupsi dalam belajar seperti mencontek, dll.

Nah, biar kita gak jadi remaja yang korupsi ada beberapa tips-tips. Adapun pencegahan perilaku korupsi sejak dini bisa dilakukan dengan cara:

1. Penanaman kejujuran sejak dini

Kejujuran adalah suatu hal yang sangat penting dari pembentukan karakter seseorang, bila kejujuran ditanamkan secara dini, bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan pejabat-pejabat pemerintahan yang jujur.

2. Kedisiplinan dan taat pada hukum yang berlaku
Tidak dimungkiri, kedisiplinan merupakan suatu karakter dari seseorang yang sangat diperlukan dalam hidupnya. Bila seseorang disiplin dan taat pada hukum yang berlaku, maka perilaku korupsi bisa musnah dengan sendirinya.

3. Kesadaran mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi
Bila seseorang lebih mementingkan kepentingan umum, maka dia tidak akan egois tentang kepentingan pribadinya. Jika perilaku korupsi bisa terpinggirkan, maka bukan tidak mungkin kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pun terjamin.

4. Penerapan Pajak kekayaan yang tinggi
Perilaku korupsi bisa disebabkan oleh keegoisan seseorang dalam meraih kekayaan. Guna mencegah kekayaan yang berlimpah, maka pajak kekayaan yang tinggi akan menjadi solusi yang baik. Dengan begtiu. seseorang enggan untuk menambah kekayaannya. Langkah ini bisa juga dimaksudkan untuk penurunan tingkat korupsi berdasarkan keinginan untuk kaya. 

5. Hidup sederhana, dan bersyukur
Tekanan ekonomi yang tinggi bisa memunculkan suatu ide dan gagasan seseorang mencari jalan pintas guna meraih kekayaan.  Untuk mencegah hal tersebut, perlu ditananmkan kesederhanaan kepada seseorang sejak dini dan tak lupa rasa syukur kepada illahi atas apa yang kita miliki.

KECERDASAN EMOSI DAN PENGENDALIAN DIRI

3.1 Pengertian Emosi

      Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi secara global adalah, keadaan perasaan kita secara keseluruhan. Benci, marah, senang, sedih, itulah macam-macam emosi. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.

3.2 Karakteristik dan Klasifikasi Emosi

      Karakteristik Emosi Remaja
      Masa remaja secara tradisional dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, dimana pada masa itu emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kalenjar. Namun tidak semua remaja menjalani masa badai dan tekanan, namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru.

      Mengklasifikasikan emosi

      Salah satu caranya adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur– mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.

3.3 Pemahaman Pengendalian Diri

      Pengendalian diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian Serasi, Selaras Dan Seimbang Dalam Pengendalian Diri:

  • Serasi: kesesuaian / kesamaan antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh.
  • Seimbang: jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban.
  • Selaras: suatu hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin.

3.4 Bagaimana Cara Pengendalian Diri

      GambarDalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alamiah, yaitu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami. Meluapkan amarah merupakan hal wajar. Namun terkadang, emosi yang terlalu meluap buat kamu jadi tak terkendali. Bagaimana cara mengendalikannya? Berikut adalah beberapa cara mengendalikan diri:

  • Kembali melihat situasi
    Untuk mengontrol marah yang berlebihan, coba kembali melihat situasi yang membuat kamu marah. Pikirkan apa penyebabnya. Hal ini membantu seseorang dalam mengendalikan diri mereka.
  • Analisis Masalahnya
    Tanyakan kepada diri sendiri mengapa kamu bisa merasakan marah yang begitu besar dan apa penyebabnya. Dengan mengetahui secara jelas masalah yang ada, kamu bisa memiliki kemampuan untuk mengontrol amarah yang meledak.
  • Selesaikan Masalah
    Bagi sebagian orang, menonton film atau video lucu dapat membuat perasaan lebih tenang. Namun, hasilnya hanya bertahan beberapa waktu saja. Karena kamu selalu berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang telah membuat kamu sangat marah, maka perasaan itu bisa kembali lagi suatu saat jika tidak diselesaikan.
  • Mengenali diri kita sendiri dan mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kamu rasakan.
  • Memahami dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif atau positif
  • Tenangkan dan buang emosi negatif yang timbul dan berpikirlah secara netral dan lebih berpikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif itu sendiri
  • Berpikirlah dari sudut orang yang terkena dampak dari emosi dan ego kita dan kita bisa melihat mengapa orang itu bertindak seperti itu
  • Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dan dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya
  • Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri

Dunia pergaulan dan etika dalam pergaulan

Pergaulan sehari-hari remaja

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual), psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.

 

Prinsip-prinsip etika pergaulan remaja

  1. 1.     Hak dan kewajiban
    Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial.
    2. Tertib dan disiplin
    Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin waktu biar nggak keteteran.
    3. Kesopanan
    Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapaun dan kapanpun.
    4. Kesederhanaan
    Bersikaplah sederhana layaknya Rasulullah SAW.
    5. Kejujuran
    Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu pahit.
    6. Keadilan
    Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman.
    7. Cinta Kasih
    Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari permusuhan.
    8. Suasana & tempat pergaulan kita
    Ini sangat penting juga buat kita. Musti diperhatiin ya nih.

 

Faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja

Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :

1.      Kondisi fisik

Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih. Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik se ideal itu. Karenanya, remaja harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukannya makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.

2.      Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka suakai. Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.

3.      Interaksi sosial.

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positip, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan kenyataan yang ada ( tidak di kurangi atau dilebih-lebihkan).

4.      Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri secara positip, seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti

5.      Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positip, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta tertekan.

Prinsip dasar pergaulan yang sehat

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya  lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

1.      Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan

Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois dan merasa paling benar.

2.      Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak

Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain

3.      Saling menghormati dan menghargai

Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.

4.      Tidak berprasangka buruk

Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.

5.      Saling memahami perbedaan

Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.

6.      Saling memberikan nasihat

Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.

Memahami Etika dalam Pergaulan

 

Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan:

1.   Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.

2.   Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut mengutamakan perilaku yang sopan santun saat berhubungannya dengan setiap orang.

3.   Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.

4.   Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.

5.   Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

 

 

 

BELAJAR EFEKTIF dan EFISIEN

1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap orang untuk memperoleh suatu perubahan. Seperti tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi belajar juga bisa dilakukan ditempat wisata, dirumah, dan ditempat-tempat lainnya.

1.2 Persiapa Belajar

 1.   Berdo’a

       Sebelum belajar sempatkanlah berdo’a dahulu, tujuan kita berdo’a adalah agar apa yang kita pelajari lebih cepat masuk ke otak. Juga diniatkan belajar untuk ibadah semoga apa yg kita pelajari dapat bermanfaat

2.   Tingkatkan minat dan mood

      Sebelum mulai belajar ada baiknya mood atau perasaan dibuat senyaman mungkin. Tujuannya agar belajar kita tetap nyaman dan fokus.

3.   Rapikan meja belajar, susun rapi buku yg akan dipelajari, beserta alat tulisnya.

4.   Silent HP agar konsentrasi belajar tidak terganggu.

5.   Sediakan cemilan jika mulai bosen.

6.   Jangan ragu bertanya jika tidak mengerti.

7.   Jika sudah jenuh belajar, jangan dipaksakan. Kembaikan mood dengan behenti belajar sejenak/melakukan kegiatan yg kita senangi dahulu, lalu kemudian lanjutkan belembali.

 

1.3 Strategi Belajar yang efektif dan efisien

      Dikatakan pembelajaran efektif, jika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian.

1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberikan kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata                                   
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.                              7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan.

1.4 Gaya belajar dan prinsip belajar

       Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri.

1.   Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

2.   Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu.

3.   Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.

Prinsip belajar

1.    Mempelajari  terlebih dahulu apa yang akan dipelajari

2.   Kita pelajari yang terbaik dari apa yang pernah kita lakukan

3.   Belajar dari Kesalahan

4.   Kita tidak dapat mempelajari sesuatu yang tidak dimengerti

5.   Kita belajar melalui latihan

6.   Kita belajar lebih baik ketika kita mengetahui kemajuan kita

7.   Kita menanggapi dengan lebih baik ketika apa yang kita pelajari disajikan secara unik terhadap setiap orang

1.5 Modalitas Belajar dan ciri-cirinya

       Modalitas adalah bagaimana cara termudah kita dalam mendapatkan atau menyerap suatu informasi.

Ciri-ciri Orang dengan Modalitas visual:

a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap detail
e. Mementingkan penampilan
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g. Pembaca cepat dan tekun
h. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali bila ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Lebih suka membaca daripada dibacakan
k. Memerlukan pandangan dan tujuan yang menyeluruh serta bersikap waspada sebelum secara mental merassa pasti mengenai suatu masalah atau proyek
l. Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat
m. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada ornag lain
n. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
o. Lebih suka melakukan demostrasi daripada berpidato
p. Lebih suka seni lukis daripada seni musik

Ciri-ciri orang dengan Modalitas Auditorial:
a. Berbicara kepada diri sendiri pada saat bekerja
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Biasabnya merupakan pembicara yang fasih
i. Lebih suka seni musik daripada seni lukis
j. Belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
k. Suka berbicara, sukaberdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskan sesuatu
n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

Ciri-ciri orang dengan Modalitas Kinestetik:
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Selalu beriontasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
h. Banyak mengunakan isyarat tubuh
i. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
j. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
k. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar